Penulis Kontributor Bandung, Reni Susanti | Editor Glori K. Wadrianto KOMPAS.com –
Kreasi dan variasi pakaian syar’i di Indonesia terlihat semakin berkembang. Tak salah jika Indonesia pun mulai menjadi salah satu barometer fashion hijab ataupun pakaian syar’i di dunia. Setidaknya, klaim itu bisa tercermin dari dari data Kementerian Perdagangan, yang menyebut, pada 2011-2015, nilai ekspor busana muslim menunjukkan kenaikan hingga 8,15 persen. Untuk tahun 2015 saja, volume eskpor busana muslim Indonesia mencapai 4,57 miliar dollar AS. Baca juga: Yang Terlupakan, Hijab untuk Para Pekerja Kesehatan di Garis Depan Bahkan pada 2021, angka belanja untuk pakaian muslim diprediksi mencapai 268 miliar dollar AS atau meningkat 51 persen dibanding 2015. Lalu, yang menarik dari fashion hijab di Indonesia adalah berbagai gebrakannya. Misalnya, jika dulu orang melihat pakaian syar’i didominasi warna gelap dan tanah, namun kini tidak. Ada banyak warna yang ditawarkan pakaian syar’i buatan Indonesia. Begitupun motif, desain, dan material. Salah satu yang membuat gebrakan tersebut adalah HSE. Menurut pengelola HSE, perempuan muslim itu tidak harus selalu berpakaian gelap. “Muslim itu betul (pakaiannya) harus tertutup, tapi gak harus gelap,” tutur pemilik HSE, Efniati Darusman kepada Kompas.com, akhir pekan lalu.
Berangkat dari pemahaman itulah, HSE lantas mengeluarkan pakaian syar’i seri Batari. Batari berarti ratu di zaman sunda lampau. Material yang digunakan adalah kain swarovski yang langsung didatangkan dari dari Austria. Kemudian sesuai namanya, HSE mengangkat kain tenun khas Jawa Barat, khususnya Garut. “Agar cantik, tenun Garut ini dicampur dengan tenun sutra bulu. Kemudian dipadukan dengan sentuhan kekinian,” kata dia. Warna yang digunakan lebih nuansa nude. “Sehingga perempuan berhijab yang mengenakannya akan terlibat lebih fresh dan cerah,” kata Efniati. “Jenis pakaian yang kemarin ditampilkan dalam fashion show ada 10,” kata dia lagi. Baca juga: Memilih Gaya dan Bahan Hijab untuk Musim Panas Lebih jauh, Brand Ambassador HSE, Arzeti Bilbina menambahkan, hijab syar’i berwarna hitam memang bisa dikenakan di beberapa acara. Misalnya pada malam hari atau acara formal. Selain itu, warna yang bisa memancarkan kebahagiaan pemakainya, salah satunya adalah nuansa nude. “Yang pusing ngajar anaknya PJJ (pembejaran jarak jauh), bisa mengenakan pakaian ini, sehingga pusingnya hilang,” tutup Arzeti.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “Gebrakan Pakaian Syar’i, Padu Kain Tenun Garut dan Swarovski Austria”, Klik untuk baca: https://lifestyle.kompas.com/read/2020/12/14/121213420/gebrakan-pakaian-syari-padu-kain-tenun-garut-dan-swarovski-austria?page=2.
Penulis : Kontributor Bandung, Reni Susanti
Editor : Glori K. Wadrianto